Proyek Kementerian PUPR diduga Bermasalah Pengawas lapangan Enggan diwawancarai



ONESECONDNews, COM.Metro Lampung – Pasca kunjungan awak media yang kedua kalinya ke lokasi pembangunan proyek irigasi di kelurahan Tejosari Kota Metro. 


Pengawas lapangan selalu menghindar dari awak media dan enggan diwawancarai. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar ada apa dengan proyek tersebut.

Pekerjaan proyek peningkatan irigasi yang menelan anggaran 31 M tersebut diduga banyak keganjilan. Terbukti saat sejumlah awak media melihat sebagian material yang digunakan seperti besi yang digunakan sebagai pondasi guna penahan bantalan cor dinding irigasi sangat kecil. Hal lainnya ditemukan oleh awak media diantaranya sejumlah bantalan cor dinding irigasi yang sudah dicetak banyak yang retak.

Agung, selaku Direksi pengawas dari Balai Besar Kementerian PUPR di lapangan, saat ditemui selalu menghindar dan melarang awak media mendokumentasikan pekerjaan proyek, ia juga berdalih dan mengatakan bahwa sudah menunjuk bagian Humas (hubungan masyarakat) dan tidak mempunyai kewenangan dalam memberikan informasi tentang pekerjaan irigasi tersebut.

“Maaf pak, jangan foto alat exavator yang sedang bekerja. Kami sudah menunjuk saudara Umar dan Cipto sebagai Humas dan untuk memberikan informasi tentang proyek ini, nanti salah jalur lagi,” ungkapnya kepada awak media, Jum’at (8/7/20).

Selain itu juga, tidak ada kejelasan siapa pengawas lapangan dan Consultan pekerjaan proyek tersebut. Sejumlah pekerja proyek irigasi dilapangan juga bungkam enggan di wawancarai.
Maaf pak, enggak tau saya hanya bekerja,” elaknya

Sementara itu, Rivan salah satu warga sekitar proyek di kelurahan Tejosari Metro Timur menuturkan bahwa proyek peningkatan irigasi mempunyai kelemahan dan kejanggalan.


“Dulu pondasi yang disana penahan lempengan/ bantalan cor dinding irigasi tidak ada besinya, lalu dibongkar. Tapi sekarang dikasih besi, cuma dua biji entah ukuran berapa 8 atau 10 inchi,” tuturnya.
Rivan sebagai warga biasa sangat menyayangkan dengan adanya peningkatan irigasi tersebut yang penuh kejanggalan dan menilai bahwa keadaan dinding irigasi yang lama masih layak.
“Sebenarnya kalau pemerintah sudah perintahkan membongkar, kelihatannya kita mau protes ya enggak bisa.

 Sebetulnya masih bagus,tapi enggak tau dari atasan. Itukan beton istilahnya kosong tapi sekarang pake besi. Sebetulnya yang lama masih bagus, tapi enggak tau pengelolaan pemerintah, permainan dia, kalau bongkar ya bongkar gitu aja,” jelas Rivan.

Seharusnya pengawas proyek peningkatan irigasi Sekampung Batanghari dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung dapat menjelaskan kepada awak media tentang berbagai kejanggalan hasil temuan dilapangan, mengingat proyek tersebut menggunakan uang rakyat dan anggaran negara yang harus terbuka dan diawasi agar dapat sesuai aturan RAB tanpa adanya penyimpangan.

Kedepan tim media akan terus memantau pekerjaan tersebut dan menemui pejabat berwenang atas temuan berbagai kejanggalan yang ada. Sehingga proyek peningkatan irigasi dapat sesuai dan untuk kesejahteraan masyarakat.


أحدث أقدم