ONESECONDNews.COM, Pemerintah Lebanon akan mengundurkan diri secara massal setelah protes tidak terbendung pecah pasca ledakan di Beirut pekan kemarin.
Menteri informasi dan lingkungan Lebanon mengundurkan diri pada Ahad setelah protes besar-besaran atas ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada Selasa kemarin.
Dalam surat pengunduran dirinya, Menteri Penerangan, Manal Abdel Samad, meminta maaf karena tidak memberikan lebih banyak kepada negara, yang telah hancur akibat krisis keuangan dan pandemi virus corona bahkan sebelum ledakan itu menghancurkan sebagian besar ibu kota.
"Mengingat besarnya bencana yang disebabkan oleh ledakan Beirut yang mengguncang bangsa dan melukai hati dan pikiran kita, dan menghormati para syahid, rasa sakit mereka yang terluka, hilang dan terlantar, serta sebagai tanggapan atas keinginan publik untuk perubahan, saya mengundurkan diri dari pemerintah," tulis surat pengunduran diri Abdel Samad seperti dikutip dari Axios, 10 Agustus 2020.
Perubahan tetap sulit dipahami. Karena kenyataan tidak sesuai dengan aspirasi dan setelah kengerian bencana Beirut, oleh karena itu saya mengajukan pengunduran diri saya dari pemerintah," kata Abdel Samad
Beberapa menteri berbicara tentang kemungkinan mundur pada akhir pekan, namun Menteri Penerangan Manal Abdel Samad adalah yang pertama mengumumkan pengunduran diri pada Minggu malam.
Sementara Menteri Lingkungan Damianos Kattar mengatakan kepada Perdana Menteri Hassan Diab selama pertemuan menteri pada Ahad, "Teman anak-anak saya meninggal dalam ledakan Beirut dan saya tidak dapat terus melakukan tanggung jawab ini dalam kementerian."
Tidak lama setelah menteri penerangan dan lingkungan hidup mengundurkan diri, Menteri Kehakiman Lebanon Marie Claude Najm mengumumkan bahwa dia telah menyampaikan pengunduran dirinya dari pemerintah, dengan alasan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Al Jazeera melaporkan.
"Saya mengundurkan diri karena saya yakin bahwa tetap berkuasa dalam kondisi ini, tanpa perubahan mendasar pada sistem, tidak akan mengarah pada reformasi yang ingin kami capai," kata Najm dalam pernyataan pengunduran diri.
Dia meminta seluruh pemerintah untuk mengundurkan diri, dan mengatakan dia juga mendesak pemilihan awal karena skala krisis Lebanon.
Sumber-sumber kementerian mengatakan kepada Arab News bahwa Perdana Menteri Hassan Diab mendesak para menteri yang berniat mengundurkan diri pada Ahad untuk menunda niat mereka, dan mengatakan kabinet akan bertemu pada Senin untuk membahas pengunduran diri massal daripada keluar secara individu.
Ketua Parlemen Nabih Berri pada Minggu mengumumkan sidang terbuka parlemen mulai Kamis depan untuk membahas ledakan di Beirut dan krisis lainnya.
Jika pemerintah mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin, itu akan berubah menjadi pemerintahan sementara sampai pemerintah baru terbentuk, kata Nabih.
Seorang anggota koalisi Future Parliamentary Bloc, Dr. Assem Araji, mengatakan tidak ada tenggat waktu khusus bagi presiden untuk menyerukan konsultasi parlemen guna menunjuk perdana menteri baru.
"Ini yang terjadi di pemerintahan sebelumnya dan butuh waktu lama, tapi dengan keadaan saat ini, konsultasi seharusnya berlangsung cepat," katanya, dikutip dari Arab News.
Negara telah memberikan tenggat waktu enam hari untuk mengeluarkan hasil penyelidikan, tetapi rakyat Lebanon tidak mempercayai hasil penyelidikan pemerintah dan menyerukan penyelidikan internasional.
Anggota parlemen Neemat Frem mengumumkan pengunduran dirinya dari markas besar Patriarkat Maronit, 24 jam setelah pengunduran diri tiga anggota parlemen Partai Kataeb pada Sabtu, dan anggota parlemen Marwan Hamadeh dari Partai Sosialis Progresif.
Tiang gantungan palsu didirikan dalam protes 'Hari Penghakiman' Beirut untuk menuntut pertanggung jawaban pemerintah atas ledakan hari Selasa, di Beirut, Lebanon, 8 Agustus 2020.[CNN]
Patriark Maronit Bechara Al-Rahi, dalam khotbah pertamanya sejak ledakan di Beirut, menyebut ledakan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia menambahkan bahwa penyelidikan internasional harus dilakukan untuk mengungkap fakta lengkap, dengan meminta pertanggungjawaban semua orang atas bencana ini terlepas dari status mereka.
Tetapi Presiden Michel Aoun telah menolak penyelidikan internasional dan menyatakan kepercayaannya pada penyelidikan dalam negeri.
"Tuntutan penyelidikan internasional ditujukan untuk menyesatkan kebenaran. Keputusan tidak akan berarti jika terlalu lama dikeluarkan. Peradilan harus cepat karena keadilan yang tertunda tidak adil. Harus segera dan tanpa tergesa-gesa untuk memastikan siapa penjahat dan siapa yang tidak bersalah," kata pernyataan yang dirilis kantor Aoun.
Sementara tim penyelamat dalam negeri dan internasional terus mencari korban hilang di reruntuhan gedung administrasi lumbung gandum di pelabuhan. Mereka menemukan tubuh seorang anggota Brigade Pemadam Kebakaran Beirut.
.
"Tim militer yang bekerja di lokasi ledakan menggunakan sensor yang akurat untuk mengetahui apakah ada bahan kimia, radiologis, atau biologis, tetapi tidak ada yang ditemukan," kata seorang perwira dari Resimen Teknik Angkatan Darat Lebanon.
Menurut sumber militer tidak ada rudal yang memicu pengeboman, seperti dugaan yang diutarakan Presiden Aoun.
Tentara Lebanon melaporkan bahwa 108 tentara, termasuk delapan perwira, terluka akibat konfrontasi yang terjadi dengan pengunjuk rasa pada Sabtu malam di Beirut. Dua petugas terluka parah.
Ledakan dahsyat hari Selasa di Beirut menghancurkan ribuan rumah, merusak pintu dan jendela, menjatuhkan lemari, melontarkan buku-buku, rak, lampu, serta benda lainnya.
Dalam hitungan detik, lebih dari seperempat juta penduduk ibu kota Lebanon kehilangan rumah. Diperkirakan 6.200 bangunan rusak akibat ledakan, menurut laporan Al Jazeera.
Ledakan di Beirut juga menciptakan kawah sedalam 43 meter di lokasi tersebut, menurut laporan media lokal. Kawah besar itu terletak di dekat lumbung gandum Lebanon yang juga hancur akibat ledakan. (Sumber Tempo)