Serangan-serangan Fahri Hamzah yang Kini Dirindukan Jokowi
Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian bilateral (bi.la.te.ral /bilatêral) adalah 'dari dua belah pihak; antara dua pihak'. Namun tidak disebutkan secara spesifik apakah konteks bilateral sebatas pertemuan antar 2 negara atau bisa meluas maknanya.
ONESECONDNews.COM Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut rindu dengan serangan-seranganFahri Hamzah. Saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Fahri memang dikenal kerap menyerang Jokowi.
Kerinduan Jokowi terhadap serangan Fahri itu terungkap saat Partai Geloramengunjunginya pada Senin (20/7). Acara itu berlangsung cair. Bahkan Presiden Jokowi dan Fahri Hamzah, kini Wakil Ketua Umum Partai Gelora, disebut saling melemparkan pujian dan candaan dalam pertemuan itu.
Canda Jokowi dan Fahri Hamzah itu diungkapkan Sekretaris Jendral Partai Gelora Mahfudz Siddiq. Mahfudz mengatakan pertemuan itu berlangsung selama hampir satu jam pada Senin (20/7). Ketua Umum Gelora Anis Matta datang didampingi Fahri Hamzah dan Mahfudz.
Jadi dalam pertemuan itu Pak Anis sebagai Ketum menyampaikan kepada Presiden tentang Partai Gelora, riwayat kemunculan, pendirian, dan sekarang kondisi kepengurusan. Bahkan Presiden cukup concern menanyakan jumlah kepengurusan sudah terbentuk gitu. Setelah itu ya ngobrol, Presiden banyak cerita tentang bagaimana kesulitan dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam penanganan COVID. Karena, buat Presiden, problem manajemen krisis ini dialami oleh semua negara," kata Mahfudz saat dihubungi, Rabu (22/7).
Pertemuan itu juga membahas tentang pandemi COVID-19. Di sana Partai Gelora juga menyampaikan beberapa saran kepada pemerintah tentang penanganan informasi Corona. Setelah itu, kata Mahfudz, suasana mencair, Jokowi juga melemparkan candaan ke Fahri Hamzah. Jokowi disebutnya mengaku 'kangen' pada kritik Fahri.
Presiden bicara berat badannya turun 3 kilo, cerita santai aja sambil menikmati wedang jahe yang disuguhin. Presiden juga cerita kangen dengan kritik kerasnya Pak Fahri, dan Presiden juga tanyakan 'Kok Pak Fahri tambah gemuk sekarang' gitu. Terus kata Pak Fahri, dia sekarang lebih banyak belajar bisnis, karena sudah nggak di politik, ya jadi berupaya happy sebagai warga negara biasa," ungkap Mahfudz.
Diketahui, Fahri Hamzah vokal mengkritik pemerintah, terutama ketika duduk di Senayan sebagai anggota dewan. Fahri Hamzah menjabat Wakil Ketua DPR 2014-2019 dari PKS. Lantas apa saja serangan yang pernah dilontarkan Fahri Hamzah
Berikut sejumlah serangan Fahri Hamzah yang 'dirindukan' Jokowi 1. Kritik penggunaan istilah bilateral
Penggunaan istilah 'bilateral' yang dipakai Presiden Jokowi saat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino pada tahun 2019 dikritik Fahri Hamzah. Eks pimpinan DPR ini menyebut bilateral dipakai untuk konteks pertemuan 2 negara.
"Setahu saya istilah bilateral itu hanya untuk negara. FIFA bukan negara kan? Wallahualam," kata Fahri lewat Twitter, Minggu, 3 November 2019.
Selain Fahri, warganet turut mengkritik istilah bilateral yang digunakan Jokowi. Mereka menyoroti postingan Jokowi lewat kolom komentar.
Pertemuan Jokowi dengan Gianni digelar di sela-sela KTT ASEAN yang digelar di Bangkok, Thailand. Jokowi membahas penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.
"Pertemuan bilateral dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Bangkok. Terima kasih atas penunjukan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Sebagai tuan rumah, Indonesia menyambut baik jika Tim Pendahulu FIFA datang untuk berkoordinasi dengan PSSI," kata Jokowi dalam akun Twitternya.
Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian bilateral (bi.la.te.ral /bilatêral) adalah 'dari dua belah pihak; antara dua pihak'. Namun tidak disebutkan secara spesifik apakah konteks bilateral sebatas pertemuan antar 2 negara atau bisa meluas maknanya.
2. Kartu Pra-kerja hingga bonus timnas
Fahri Hamzah pernah meragukan program kartu pra-kerja yang diluncurkan presiden Joko Widodo. Fahri bahkan menyebut program itu hanya omong kosong.
"Dari mana dia (Jokowi) mau dapat duit? ASN dia janjikan nggak ada. Honorer nggak angkat, subsidi kita dicabut, BPJS kita bangkrut, sudah lah omong kosong itu," kata Fahri di Al Jazzeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Minggu, 3 Maret 2019. (Detik)