Korea Utara Bakal Gelar Rapat Pleno di Akhir Februari, Bahas Kerawanan Pangan

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan putrinya menghadiri sesi foto dengan para ilmuwan, insinyur, dan pejabat militer dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, dalam foto tak bertanggal yang rilis pada Minggu (27/11/2022). Foto: KCNA/via REUTERS


Onesecondnews.COM, Korea Utara telah menjadwalkan agenda rapat pleno besar-besaran untuk membahas isu terkait peningkatan sektor pertanian dan pembangunan pada akhir Februari mendatang. 

Rapat itu disebut bakal lebih besar dibandingkan dari pertemuan Komite Sentral Partai.

Digelarnya rapat besar-besaran ini kemungkinan berkaitan dengan semakin meningkatnya kerawanan pangan akibat isolasi ekonomi dan ambisi memantapkan kemampuan senjata nuklir yang kian digencarkan.

Kabar tersebut dilaporkan oleh Korean Central News Agency (KCNA), pada Senin (6/2). Dalam laporannya, KCNA menyebut bahwa para anggota Politbiro Partai Pekerja yang berkuasa telah bertemu sehari sebelumnya dan sepakat untuk mengadakan pertemuan pleno yang lebih besar.

Tujuannya, sambung laporan KCNA, untuk meninjau strategi di bidang pertanian dan menetapkan tujuan-tujuan baru yang berkaitan dengan isu tersebutPara anggota Politbiro pun mengakui bahwa sebuah titik balik diperlukan agar dapat secara dinamis mendorong perubahan radikal dalam pembangunan sektor pertanian.

“Ini adalah tugas yang sangat penting dan mendesak untuk menetapkan strategi yang tepat untuk pengembangan pertanian dan mengambil langkah-langkah yang relevan untuk pertanian segera untuk mempromosikan pengembangan keseluruhan konstruksi sosialis,” lapor KCNA.

Dikutip dari Associated Press, rencana penyelenggaraan rapat pleno Politbiro muncul, di tengah adanya indikasi bahwa sebuah parade militer besar-besaran akan digelar di Pyongyang — kemungkinan pada pekan ini.

Parade militer tersebut bertujuan untuk memuliakan kekuasaan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, beserta koleksi senjata nuklirnya yang terus dia gencarkan meski kekurangan sumber daya dan perekonomiannya sedang merosot.Indikasi ini secara tidak langsung dibenarkan oleh juru bicara Kepala Staf Unifikasi Korea Selatan, Lee Sung-jun. 

Lee mengatakan, pihaknya telah mendeteksi peningkatan aktivitas yang berkaitan dengan latihan parade di Korea Utara. Namun, dia tidak merinci kapan acara tersebut akan digelar Keputusan untuk menyelenggarakan rapat pleno Politbiro yang hanya berjarak dua bulan sejak Rapat Pleno Komite Pusat ke-8 pada akhir tahun lalu ini pun terbilang janggal.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Koo Byoungsam.
“Meskipun belum pernah terjadi sebelumnya, Korea Utara tidak biasa mengadakan dua rapat paripurna partai yang berbeda dalam kurun waktu dua bulan. Korea Utara juga jarang mengadakan rapat pleno dengan agenda tunggal, kali ini adalah pertanian,” ujar Koo.
“Pemerintah akan mengamati dengan saksama situasi pangan Korea Utara dan tren internal,” imbuhnya.
Koo menambahkan, Korea Selatan memperkirakan bahwa produksi pangan Korea Utara telah turun sejak 4 persen di tahun 2022 — menjadi 4,5 juta ton.
Pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina disinyalir memperparah terjadinya kerawanan pangan di negara terisolir ini, yang mana sebelumnya telah disanksi besar-besaran oleh Amerika Serikat pada 2019.
Perang Rusia dan Ukraina telah mengakibatkan meroketnya harga pangan, energi dan pupuk global — yang mana produksi pertanian Korea Utara sangat bergantung pada hal tersebut.
Hingga akhirnya, sebagai pemimpin, Kim pun memperkuat program senjata nuklir dan rudalnya untuk menghadapi sanksi serta tekanan AS sekaligus mendorong penduduk agar dapat mandiri secara ekonomi.

Sumber Link:
 https://m.kumparan.com/kumparannews/korea-utara-bakal-gelar-rapat-pleno-di-akhir-februari-bahas-kerawanan-pangan-1zmeGZw81LA

Lebih baru Lebih lama