ONESECONDNews.COM, Pihak berwenang Sudan mengumumkan pada Kamis dini hari (13/8) waktu setempat bahwa ada 32 orang tewas dan 98 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara suku Beni Amer dan suku Nuba di kota Port Sudan, selain itu petugas juga telah menahan sebanyak 85 tersangka yang terlibat dalam bentrokan tersebut.
Ini adalah jumlah korban resmi pertama yang diumumkan oleh pihak berwenang Sudan mengenai pertempuran suku di kota Port Sudan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Kota Port Sudan menyaksikan insiden malang yang menewaskan 32 orang tewas dan 98 luka-luka, beberapa di antaranya milik pasukan keamanan,” kata pernyataan itu, seperti dikutip dariMemo, Jumat (14/8).
“Direktorat keamanan di Kegubernuran Laut Merah telah diperkuat dengan pasukan keamanan gabungan dari pusat untuk memulihkan stabilitas di daerah. Tindakan yang telah diambil telah berkontribusi untuk menstabilkan situasi dan menenangkan suasana dengan hati-hati,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa aparat keamanan gabungan berhasil menangkap 85 tersangka dan membuka penyelidikan kriminal terhadap mereka.
Selasa lalu, Gubernur Laut Merah Abdullah Shangaryi Ohaj mengeluarkan perintah darurat yang memberlakukan jam malam yang komprehensif di Port Sudan karena bentrokan yang sedang berlangsung.
Merespon hal tersebut Kabinet Sudan mengumumkan pengiriman 100 kendaraan Pasukan Dukungan Cepat ke timur negara itu untuk menahan bentrokan. Disaat bersamaan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok juga mengumumkan kedatangan bala bantuan keamanan ke wilayah tersebut.
Minggu lalu sebuah bentrokan meletus antara suku Beni Amer dan suku Nuba di Port Sudan, dan saat itu tercatat ada 25 kematian dan 87 luka-luka, menurut Komite Sentral Dokter Sudan (CCSD).
Kejadian serupa pernah terjadi pada Januari lalu di mana delapan orang tewas dan 60 lainnya luka-luka akibat insiden berdarah bentrokan suku di Port Sudan.
Sejak zaman kuno Sudan telah mengalami konflik suku, terutama antara suku Arab dan Afrika , yang segera berubah menjadi konflik berdarah antar pihak yang bertikai, akibat proliferasi senjata.(RMOL.ID)