ONESECONDNews.COM, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Tony Rosyid mengatakan, Presiden ke-5 Megawati sudah sepuh. Usianya 73 tahun. Siapa pengganti beliau di PDIP kelak?
“Tokoh paling potensial ada dua. Pertama Puan Maharani. Anak biologis dan trah Soekarno. Kedua, Jokowi. Kader yang saat ini memegang kekuasaan politik. Hitung-hitungan ini, jika kita mengesampingkan posisi Prananda, putra Megawati yang lain,” ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, apakah Puan atau Jokowi yang akan mengganti Megawati, ini sangat bergantung pada situasi obyektif. Jika pergantian itu disaksikan Megawati, maka Puan lebih besar peluangnya. Sebab, Mega bisa mengontrol semua jalannya suksesi ini. Ucapan Mega adalah Sabdo Pandito Ratu buat kader PDIP. Tak ada yang berani melawan.
Jokowi Berpeluang
Tapi, kata Tony, jika suksesi itu ternyata terjadi tanpa kesaksian Megawati, Jokowi punya peluang. Meski bukan anak biologis, juga bukan "kader yang dirindukan", kekuasaan yang saat ini ada di tangan Jokowi punya peranan besar. Ingat ketika Jusuf Kalla, wapres saat itu, menggusur Akbar Tanjung dari ketum Golkar? Ingat ketika Jokowi inginkan Setya Novanto ambil Golkar, meski Ade Komaruddin menguat?
Jika Jokowi ditakdirkan jadi Ketua Umum PDIP, maka Gibran dan Bobby, anak dan menantu Jokowi punya masa depan karir politik yang lebih menjanjikan. Disini ada peluang untuk membangun dinasti politik baru. Sebaliknya, jika Jokowi turun sebelum 2024, otomatis Jokowi tamat. Tak perlu ada analisis lagi,” paparnya.
Tapi, lanjut Tony, jika Jokowi sampai 2024, dan suksesi terjadi minus Mega, ini akan menarik. Jokowi tetap punya kekuatan untuk melawan Puan Maharani.
Setidaknya, kolega dan kekuatan logistik, Jokowi lebih siap. Adu kuat trah Soekarno dengan Jokowi akan seru.
Kelompok ideologis akan dukung Puan Maharani. Sementara, Jokowi akan didukung oleh kelompok pragmatis. Mana lebih besar, apakah kelompok ideologis atau pragmatis, ini akan menentukan siapa pemenangnya?” papar Tony. []