Korban investasi Cianjur Umumnya Buruh Pabrik




ONESECONDNews.COM, CIANJUR -- Dua ratusan nasabah asal Kabupaten Sukabumi yang merasa tertipu dengan investasi bodong di Cianjur, Jawa Barat, mendatangi rumah ketua kelompok di Kecamatan Gekbrong. Mereka meminta pertanggungjawab atas investasi yang sudah ditanamkan.

Sekitar 200 orang mendatangi rumah ketua kelompok di Kecamatan Gekbrong, guna meminta pertanggungjawaban ketua kelompok yang selama ini menarik iuran yang harus mereka setorkan. Massa mendesak ketua kelompok untuk sama-sama melaporkan HA direktur investasi," kata Kapolsek Warungondang AKP Gito saat dihubungi, Senin (3/8).

Ia menjelaskan, hingga sore menjelang dua ratusan orang nasabah yang marah, 200 korban investasi ini akhirnya sepakat mendampingi ketua kelompok untuk melaporkan diri ke Mapolres Cianjur. 

Mereka membatalkan diri mendatangi rumah HA di Desa Limbangsari, Kecamatan Cianjur yang sudah dipasang garis polisi.
Sebagian besar nasabah yang datang ke rumah ketua kelompok tersebut 

merupakan buruh pabrik yang bekerja di wilayah Kabupaten Sukabumi. Selama ini mereka mengikuti program investasi paket qurban, barang elektronik dan sepeda motor, namun hingga batas waktu yang sudah ditentukan tidak kunjung mendapat realisasi atas program tersebut.

Mereka awalnya masih percaya dengan rekaman suara yang dikirimkan terduga HA akan menepati janjinya, namun hingga saat ini tidak juga terwujud, sehingga ratusan nasabah mendatangi rumah ketua kelompok untuk meminta kepastian atau melaporkan HA ke polisi," katanya.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Polsek Warungkondang dibantu Shabara Polres Cianjur, mengawal ketat aksi ratusan nasabah tersebut. Setelah sepakat ketua kelompok didampingi beberapa orang nasabah melaporkan direktur investasi bodong ke Mapolres Cianjur

Setelah ada kesepakatan, massa membubarkan diri, ketua kelompok diantar beberapa orang nasabah yang tertipu mellaporkan HA ke Mapolres Cianjur dengan harapan dana mereka kembali atau barang yang dijanjikan terwujud," katanya.(Republika.co.id)


Lebih baru Lebih lama