Heboh Aktivitas 'Ritual Pemuja Setan' di Kampus Itenas Bandung
ONESECONDNews.COM, Bandung - Baru-baru ini media sosial Twitter dihebohkan oleh video aktivitas Jumat Seram dan Pemujaan Setan di salah satu kampus swasta di Bandung. Beberapa warganet menyebut aktivitas tersebut dilakukan mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jalan PHH Mustofa, Bandung.
Kabar mengenai aktivitas Jumat Seram dan Pemujaan Setan itu berawal dari unggahan sebuah utas akun Twitter @mwv.****** yang mencantumkan bidikan layar berisi pesan bersama seorang netizen.
Benarkah ada organisasi pemujaan setan di beberapa kampus? Ini DM yang masuk ke gw kemarin, menyebutkan salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung," cuit akun tersebut seperti yang dilihat pada Sabtu (25/7/2020).
Kemudian dalam status tersebut terdapat penuturan seorang netizen yang tidak ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan ada sebuah kampus yang melakukan persektean dengan pemujaan setan.
Jadi gini waktu itu temen saya ada kumpul angkatan dikampus malem hari. Nahh pas lagi kumpul, teman saya izin ke kamar mandi dan kebetulan lewat tempat sekre tersebut. Cerita dari teman saya dia ngeliat kumpulan orang pake jubah hitam gt sambil bawa lilin pas jam lewat 12 (sekitar jam 1 ato jam 2 pagi)," isi bidikan layar dalam sebuah utas.
Singkat cerita, lanjut dia, ada sebuah kelompok yang dibuat kakak tingkatnya untuk menelusuri dugaan sekte tersebut. Alhasil, penelusuran tersebut dihentikan tepat sehari sebelum dimulai karena ketua kelompok diceritakan sakit.
"Kelompok itu seperti sudah rahasia umum di kalangan mahasiswa di kampus tersebut si min," ujarnya dalam posting-an @mwv.******
Awak media menelusuri kebenaran informasi tersebut dengan menghubungi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Desain Komunikasi Visual Itenas Bandung, Farjus. Dia mengatakan acara itu memang disebut Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai), namun hanya pesta kostum dan terjadi pada 2019.
"Ya kurang-lebih pesta kostum begitulah. Kurang-lebih ceritanya tahun lalu mahasiswa baru 2019 diminta performing art. Kita cenderung membebaskan 'tema' senyamannya. Kebetulan mereka menyusun tema lebih dark dan ada bagian-bagian yang cenderung seperti sebuah 'sekte'," kata Farjus.
Dia mengatakan secara kebetulan aktivitas pada rekaman video yang beredar itu terjadi saat mereka geladiresik di luar gedung fakultas. Kejadian ini juga sempat viral di kalangan mahasiswa satu perguruan tinggi akhir tahun lalu. Namun, karena masih dalam lingkup internal, pihaknya mudah memberikan klarifikasi.
Yang beredar kemarin adalah narasi yang tidak bertanggung jawab hanya bermodalkan dengar-dengar dan 'kata temen saya' yang padahal bukan mahasiswa di sini juga," ujarnya.
Namun kali ini, kata dia, narasi tersebut dikemas dengan misteri dan di-posting akun misteri sehingga terkesan berbeda dan melenceng dari sebenarnya.
Penampilan mahasiswa baru ini, kata dia, merupakan kegiatan rutin setiap tahun dan menjadi agenda BEM Jurusan DKV. "Bisa dibilang rutin. Tahun-tahun sebelumnya malah dibarengi sama live music dan memang seru-seruan bareng-bareng gitu, Kak," ucapnya.
Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Itenas, Bandung, Yulianti Pratama mengatakan informasi yang tersebar di media sosial tentang 'Kampus Pemujaan Setan di Bandung' dinilai suatu penggiringan opini bahwa kejadian tersebut berlangsung di Itenas. Dia menegaskan kejadian tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta.
Kami menilai adanya penggiringan opini atau persepsi bahwa kegiatan pemujaan setan yang dimaksud terjadi di kampus kami, Institut Teknologi Nasional Bandung. Isi posting-an yang disampaikan dengan menyebut adanya sekte pemuja setan di kampus yang terkesan digiring ke kampus Itenas adalah tidak benar dan tidak sesuai fakta," kata Yulianti
(Sumber Gelora )